Langsung ke konten utama

Postingan

Haji Penghantar Tidur Panjangku

Kenakan kopiah haji itu kita sudah berhaji tampakkan kesalehan itu kita sudah saleh lantunkan do'a pamungkas berharap pulang nanti semua persoalan menghilang hilang semua beban hilang semua benci hilang semua angan yang ada hanya rindu kepada langit yang kosong yang ada hanya sendu mereka yang di tinggalkan labaik allahuma labaik.... aku iklash melepas ruhku aku rela melepas ruhMU
Postingan terbaru

Yang Tak Pernah Kau Baca

sayangku, engkau tak pernah tahu, betapa aku teramat sayang dan engkau tak pernah tahu betapa aku teramat takut kehilangan dirimu.... separuh umur kita berjalan beriring separuh nafas kita berbagi untuk kedua pelangi kita mahkota matahari tidaklah cukup untukmu selendang langit tidaklah pantas untukmu karena engkau tercipta untukku kau tidak saja belahan jiwaku tetapi kau cahaya hidupku tempat menyandar segala cerita tempat menyandar segala suka tempat menyandar segala cita tempat menyandar segala derita usiamu malam ini bertambah, kau tak akan pernah tahu aku merangkai kata yang tak pernah kau baca sebagamana ibuku kau perempuan terindah yang ada di lintas mataku lintas hatiku, selamat ulang tahun yang ke 34 sayangku.... -- suami, sahabat, dan juga teman karibmu Giant Sugianto Menara Kebon Sirih, 21, februari 2008 Thu:11:17

Bertumbuh, berseru...

Bumi, Aku ingin tumbuh di mana kakiku berpijak Aku tidaklah mahir merangkai Bait kata demi kata untukmu Karena aku bukanlah pujangga Bukan pula penyair di jamanmu Tetapi, aku mau Berseru: Aku bisa melindasmu Dengan ujung kukuku Yang tiap hari kusiram dengan Paku dan panah Memanah tepat di tengah Jantung hatimu Dengan busur yang terbuat Dari jalinan mawar hitam Di kebun hatiku [Menara Kebon Sirih , Akhir 2007]

SEPOTONG KUE

Selimut malam menggigit tengkuk Gemeretak gigi tak terkendali Aliran darah tersendat – sendat oleh dingin anginMu Segelas susu, sepotong kue Rasanya tak cukup Menghangatkan badan ini Dari rasa lapar dzikirMu Ya, Wahid Ya, Ahad Ya, Shomad Ya, Wadud Ya, Bashir.. Engkau menyelimutiku Bagai ibu dan bayi merah Di lintas cakrawala Tanpa ruang

KHILAF

Sedikit khilaf tak mengapa Manusia tempatnya lupa Berbuat khilaf tak mengapa Manusia mahluk tak sempurna Khilaf bagai permakluman Atas kemanusiaan Dan Engkau tak pernah khilaf Mencipta surga neraka Menghitung pahala dosa Menetapkan takdirMu Atas keseimbangan semesta Karena Engkau Maha Detail Engkau Maha Fair Engkau Maha Dahsyat!

BAYANGKAN

Andai air hujan asin Andai udara begitu tipisnya Andai tanah selalu gembur Andai matahari sedikit mendekat Andai kita tak berkepala Dengan apa engkau menyiram gandummu Dengan apa engkau menghela nafas ini Dengan apa engkau menapak kaki ini berpijak Dengan apa engkau berteduh Dimana engkau sarangkan Isi kepalamu yang begitu Teramat sombong